Dosen Pendidikan Geografi UPGRIP Ajarkan Cara Mengurangi Resiko Bencana di SMA PGRI Kota Pagar Alam

Dosen Pendidikan Geografi UPGRIP Ajarkan Cara Mengurangi Resiko Bencana di SMA PGRI Kota Pagar Alam

Kota Pagar Alam sebagai wilayah yang topografi yang beragam, dari landai sampai bergunung menyebabkan wilayah ini rawan bencana alam seperti tanah longsor. Selain bencana longsor juga bencana hidrometorologi juga mengancam Kota Pagar Alam. Tanah longsor merupakan bencana alam yang dampaknya cukup besar bagi manusia, karena dapat memakan korban jiwa dan menyebabkan kerugian baik properti maupun infrastruktur di wilayah Indonesia.

Curah hujan tinggi, relief relatif terjal dan kompleks serta kondisi geologi rapuh dengan peningkatan aktivitas buatan manusia dapat mengakibatkan peningkatan pergerakan tanah. Beberapa faktor yang dapat 2 mempengaruhi terjadinya bencana tanah longsor yaitu faktor internal (alami) dan faktor eksternal.

Berangkat dari hal tersebut, Tim Dosen Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMK Pagaralam.

PkM bertema “Kurangi Resiko Bencana Dengan Menanam Pohon Di SMAS PGRI Pagar Alam” ini dipimpin oleh Monanisa, M.Si dan diikuti oleh Budi Utomo, M.Sc, Mega Kusuma Putri, M.Pd, Nuranisa, M.Pd, dan Mardiana Sari, M.Pd. kegiatan PkM ini dalam pelaksanaannya dimonitoring oleh Dr. Rismansyah, M.M dari LPPKM UPGRIP serta melibatkan dua mahasiswa Beri Satria, dan Bibing Andela

.

Pada kesempatan tersebut Budi Utomo, M.Sc menyampaikan bahwa Kota Pagar Alam memiliki resiko yang tinggi bencana longsor karena kotanya memiliki karakter beberapa wilayahnya dengan lereng gunung yang tajam mempunyai potensi longsor yang besar apalagi ditambah memasuki musim penghujan akan meningkatkan potensi longsor.

Selain itu Kota Pagar Alam juga punya potensi letusan gunung api, karena Kota Pagar Alam berada pada lereng gunung dempo yang termasuk kategori aktif. Dengan potensi bencana yang multi hazad tersebut sangat perlu mengurangi resiko bencana tersebut, salah satunya caranya menanam pohon.

“Hasil dari kegiatan ini para siswa antusias berpartisipasi dalam penanaman pohon, mereka berjanji selain menanam pohon di Sekolah akan menanam di rumah masing-masing. Menurut mereka menanam pohon bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan sekaligus upaya pengurangan resiko bencana sejak dini,” harapnya.

Menurutnya, berdasarkan riwayat bencana tanah longsor yang terjadi sampai tahun 2014, peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi satu ataupun dua kejadian per kilometer persegi (BPBD Kota Pagar Alam). Penyebab utama bencana longsoran adalah presipitasi curah hujan.

Pohon merupakan benteng alami untuk melindungi penduduk bumi dari berbagai peristiwa alam ekstrim seperti angin topan, banjir, tanah longsor dan badai salju. Semakin besar pohon tumbuh dan
menetap di suatu tempat, semakin kuat pula perlindungan yang diberikan pohon tersebut. Selain Fungsi di atas pohon masih banyak manfaat pohon salah satu manfaat pohon yang kita rasakan tiap hari adalah tersedianya oksigen di alam sehingga sampai saat ini kita masih bisa bernafas.

Peduli pada lingkungan, peduli pada alam, peduli pada sekitar mulai diancang untuk menjadi solusi. Bentuknya pun macam-macam, dengan menghemat penggunaan kertas, penghematan penggunaan energi, sampai gerakan menanam pohon kembali misalnya. Dari kesemuanya, pohon menjadi faktor utama kelestarian lingkungan hidup.

Menghemat penggunaan kertas contohnya berarti mengurangi jumlah pohon yang ditebang. Menanam pohon dianggap menjadi jawaban. Program one man one tree, program menanam seribu pohon, dan program-program lainnya yang menggaris besarkan pada gerakan menanam pohon menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi tim penulis untuk mengajukan gagasan sederhana ini.

Sementara itu, Kepala SMA PGRI Pagaralam Eko Sulistiyo, S.E mengucapkan terima kasih kepada Tim Dosen Geografi FKIP UPGRIP yang telah berbagi ilmu dan wawasan kepada siswanya mengenai kegiatan penanaman pohon dan pengarahan bagaimana mengurangi resiko bencana.

“Sebagai sekolah yang berada pada wilayah pusat tujuan wisata Provinsi Sumatera Selatan, namun di sisi lain punya potensi bencana yang besar. Siswanya perlu pembekalan pengurangan resiko bencana guna kepedulian masyarakat setempat terhadap bahaya lingkungan sekitar,” terangnya.

Sumber : Dosen Pendidikan Geografi UPGRIP Ajarkan Cara Mengurangi Resiko Bencana ke SMA PGRI Kota Pagar Alam – SumselMedia.com

Gelar Kuliah Umum, Prodi Geografi UPGRIP Soroti Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh

Gelar Kuliah Umum, Prodi Geografi UPGRIP Soroti Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh

SumselMedia.Com, Palembang-

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik di Sumsel, Universitas PGRI Palembang (UPGRIP) terus melakukan inovasi dan membaca peluang dimasa mendatang.

Seperti yang dilakukan oleh Program Studi (Prodi) Geograpi Universitas PGRI Palembang yang menggelar Kuliah Umum dengan menyoroti ”Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh” dengan menghadirikan narasumber “Prof. Dr. Rer.Nat Muh Aris Marfai, M.Sc selaku Ketua Badan Informasi Geospasial (BIG) Republik Indonesia dan didampingi oleh pendamping narasumber Eni Heldayani, S.Si., M.Sc. Dosen Prodi Pendidikan Geografi

Kuliah umum dihadiri oleh Rektor Universitas PGRI Palembang Dr. H. Bukman Lian, M.M., M.Si., CIQaR., Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang Dr. Dessy Wardiah, M.Pd., CIQaR., Wakil Dekan III Dr. Muhammad Idris,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Maharani Oktavia, M.Sc.,   Dr. Wahyu Saputra, S.Pd., M.Sc, para dosen program studi pendidikan Geografi, serta para staf dilingkungan FKIP Universitas PGRI Palembang, Kamis (4/11/21).

Menurut Ketua Pelaksana  Budi Utomo, S.Pd., M.Sc Kuliah Umum dilaksanakan secara daring dengan peserta sebanyak 317 peserta terdiri dari  Mahasiswa Pendidikan Geografi semester 1, 3, 5, dan 7 , Dosen Pendidikan Geografi berjumlah 16 Orang, Kaprodi dan Kalab di lingkungan Universitas PGRI Palembang. Guru, Dosen, Mahasiswa, BUMN dan Pemda yang berasal dari Bengkulu 10 Orang, Sumbar 8 Orang, Riau 5 Orang, Sumsel 51 Orang, DKI Jakarta 11 Orang, Sulteng ;10 Orang, Sulsel 2 Orang, Jambi  6 Orang, Ambon 7 , Jawa Tengah 14 Orang, Yogyakarta 4 Orang, Bali 2 Orang, Banjarmasin 9 Orang, Jawa Timur 11 Orang, NTB 3 Orang, Bangka Belitung 3 Orang, Sumatera Utara 2 Orang dan Jawa Barat 8 Orang.Related Articles

Sementara itu  Rektor Universitas PGRI Palembang Dr. H. Bukman Lian, M.M., M.Si., CIQaR menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan anugerah-Nya. Rektor juga mengucapkan terimakasih kepada pihak penyelenggara kuliah umum kepada Dekan FKIP UPGRIP Dr.  Dessy Wardiah, M.Pd. dan jajarannya dilingkungan kampus Melaju Dengan Mutu.

Ketua Prodi Pendidikan Geografi Universitas PGRI Palembang Maharani Octavia mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia atas terselenggaranya kegiatan ini.

Dan terkhusus narasumber kuliah umum hari ini Prof. Dr. rer.nat. Muh Aris Marfai, M.Sc selaku Ketua Badan Informasi Geospasial (BIG) Republik Indonesia dan berterimakasih kepada narasumber atas kesediannya untuk memberikan kuliah umum baik itu pesertanya dari mahasiswa, dosen, dan pemerintah daerah, dan para pengambil kebijakan, pemerintah, dan berharap setelah  kuliah umum bisa memberikan pencerahan khusus dalam menanggulangi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan lingkungan menuju Indonesia tangguh.

(Para peserta saat mengikuti kuliah umum secara daring)

Dalam paparannya Prof. Dr. rer.nat. Muh Aris Marfai, M.Sc yang bertema “informasi Geospasial dalam penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana”.

Menurutnya, ‘Ring of fire‘ sebuah istilah yang menandai kawasan yang dipenuhi oleh aktifitas seismik dan gunung berapi di sepanjang Samudera Pasifik yang dilansir dari National Geographic sekitar 90% gempa bumi di dunia terjadi di kawasan ini, karena adanya aktifitas berbagai lempeng tektonik yang terus aktif bergerak.

Lebih lanjut Aris menambahkan potensi bencana dapat disajikan dalam bentuk Informasi Geospasial, Informasi Geospasial penting dalam mendukung penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana sebagai instrument pendekatan dalam pengurangan risiko bencana dan pendidikan bencana. Data dan Informasi Geospasial Kebencanaan sebagai landasan dalam penyusunan Tata Ruang dan perlu dukungan Industri Geospasial dan SDM Geospasial yang kuat, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Foto 1

(Suasana pembukaan Kuliah Umum Prodi Geografi UPGRI Palembang)

(Para peserta saat mengikuti kuliah umum secara daring)

Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang Gelar Kuliah Umum secara Virtual

Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang Gelar Kuliah Umum secara Virtual

Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas PGRI Palembang menggelar Kuliah Umum secara virtual dengan tema ‘Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh’, Kamis (4/11/2021).

Kuliah Umum secara daring ini menghadirkan nara sumber Prof Dr rer nat Muh Aris Marfai, MSc yang kesehariannya Ketua Badan Informasi Geospasial (BIG) Republik Indonesia dan didampingi oleh pendamping narasumber Eni Heldayani, SSi, MSc yang juga merupakan dosen Prodi Pendidikan Geografi Universitas PGRI Palembang.

Suasana pembukaan Kuliah Umum dengan tema ‘Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh’ yang digagas Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang, Kamis (4/11/2021).

Kuliah Umum dihadiri oleh Rektor Universitas PGRI Palembang Dr H Bukman Lian, MM, MSi, CIQaR, Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang Dr Dessy Wardiah, MPd, CIQaR, Wakil Dekan III Dr Muhammad Idris, MPd, Ketua Prodi Pendidikan Geografi Maharani Oktavia, MSc.ad

Turut hadir Dr Wahyu Saputra, SPd, MSc, para dosen Prodi Pendidikan Geografi serta para staf di lingkungan FKIP Universitas PGRI Palembang.

Ketua Pelaksana Kegiatan Budi Utomo, SPd, MSc menjelaskan jika Kuliah Umum ini dilaksanakan secara virtual atau daring dengan peserta sebanyak 317 orang terdiri dari mahasiswa Pendidikan Geografi semester 1, 3, 5, dan 7, Dosen Pendidikan Geografi berjumlah 16 orang, Kaprodi, dan Kalab di lingkungan Universitas PGRI Palembang.

Suasana Kuliah Umum secara daring dengan tema ‘Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh’ yang digagas Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang, Kamis (4/11/2021).

Turut menjadi peserta adalah guru, dosen, mahasiswa, BUMN, dan perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dari  Bengkulu (10 peserta), Sumbar (8), Riau (5), Sumsel (51), DKI Jakarta (11), Sulteng (10), Sulsel (2), Jambi (6), Ambon (7), Jawa Tengah (14), Yogyakarta (4), Bali (2), Banjarmasin (9), Jawa Timur (11), NTB (3), Bangka Belitung (3), Sumatera Utara (2), dan Jawa Barat (8 orang).

Rektor Universitas PGRI Palembang Dr H Bukman Lian, MM, MSi, CIQaR menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan anugerah-Nya atas terlaksananya Kuliah Umum ini. Lebih lanjut,

Rektor Universitas PGRI Palembang Dr H Bukman Lian, MM, MSi, CIQaR.

Rektor juga mengucapkan terima kasih kepada pihak penyelenggara Kuliah Umum, Dekan FKIP Universitas PGRI Palembang Dr Dessy Wardiah, MPd dan jajarannya beserta segenap panitia di lingkungan kampus ‘Melaju Dengan Mutu’.

Lebih lanjut Rektor menyampIkan ucapan terima kasih terkhusus kepada nara sumber Kuliah Umum Prof Dr rer nat Muh Aris Marfai, MSc.atas kesediaannya untuk memberikan Kuliah Umum.

Terima kasih juga disampaikan kepada para  peserta baik itu pesertanya dari mahasiswa, dosen,  pemerintah daerah, dan para pengambil kebijakan pemerintah. Beliau berharap setelah  Kuliah Umum ini  bisa memberikan pencerahan khususnya dalam menanggulangi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan lingkungan menuju Indonesia tangguh,” harap Bukman Lian.

Ketua Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang Maharani Oktavia, MSc.

Sementara itu, dalam paparannya yang bertemakan ‘Informasi Geospasial dalam Penguatan Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana’, Prof Dr rer nat Muh Aris Marfai, MSc memaparkan tentang Ring of fire‘ sebuah istilah yang menandai kawasan yang dipenuhi oleh aktifitas seismik dan gunung berapi di sepanjang Samudera Pasifik yang dilansir dari National Geographic sekitar 90 persen gempa bumi di dunia terjadi di kawasan ini.

Menurut Aris Marfai, ini terjadi karena adanya aktifitas berbagai lempeng tektonik yang terus aktif bergerak.

Lebih lanjut Aris Marfai menambahkan potensi bencana dapat disajikan dalam bentuk informasi Geospasial.

Suasana Kuliah Umum dengan tema ‘Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam dan Lingkungan Menuju Indonesia Tangguh’ yang digagas Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas PGRI Palembang, Kamis (4/11/2021).

Dikatakannya, informasi Geospasial penting dalam mendukung penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana sebagai instrument pendekatan dalam pengurangan risiko bencana dan pendidikan bencana.

“Data dan Informasi Geospasial Kebencanaan sebagai landasan dalam penyusunan Tata Ruang dan Perlu dukungan Industri Geospasial dan SDM Geospasial yang kuat, baik kuantitas maupun kualitasnya,” jelasnya. (rel)

Asiknya Observasi Gerhana Matahari Total bersama Guru Besar ITB Prof. Dr. rer.nat Bobi Eka Gunara, M.Si

Asiknya Observasi Gerhana Matahari Total bersama Guru Besar ITB Prof. Dr. rer.nat Bobi Eka Gunara, M.Si

Palembang menjadi salah satu lokasi spesial pada tanggal 9 Maret 2016 karena kembali dilewati oleh gerhana matahari total. Sebelumnya gerhana matahari total juga pernah melintasi kota pempek ini pada 18 Maret 1988. Pada kesempatan tersebut, Prodi Pendidikan Geografi mendapatkan tamu spesial Guru Besar ITB Prof. Dr. rer.nat Boby Eka Gunara, M.Si untuk melakukan observasi dan diskusi melalui praktik pengamatan dan kuliah umum dengan tema “Observasi Gerhana Matahari Melalui Pendekatan Sains”. Menurut Prof. Boby peristiwa gerhana matahari total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu, piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari. Septian Kurnia Mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi semester IV menyatakan senang dapat mengikuti observasi secara langsung terjadinya gerhana matahari total. “Observasi gerhana matahari total sangat menyenangkan karena dapat menumbuhkan semangat bagi kami untuk secara langsung mengamati dan berdiskusi, apalagi turun lapangan bersama Prof. Boby, Dosen, dan teman-teman mahasiswa lainnya” katanya.